Minggu, 22 Februari 2015

HUKUM MAMAKAN PETAI DAN JENGKOL MENURUT ISLAM



anda suka makan jengkol ? bagaimana pandangan agama yang sempurna ini mengenai konsumsi makanan yang baunya menyengat? Dua buah jenis ini yang memiliki bau dan ciri khas yang sama. Sangat banyak di gemati masyarakat, tentunya di negara tropis. Karena baunya yang khas membuat orang – orang banyak mengenal buah ini.
Dalam hukum islam memakan petai dan jengkol memang tidak dijelaskan. Namun hukum memakannya dapat disamakan dengan hadist yang menerangkan memakan bawang putih dan merah yang keduanya memiliki aroma yang menyengat tajam. Ada sebagian makanan atau minuman yang dilarang dalam agama, ada juga yang hanya makruh hukumnya dan ada juga yang Halalan Thoyyiban. Seperti jengkol dan petai ini. Sebenarnya kedua jenis makanan ini tidak pernah disebutkan dalam alqur’an dan hadist. Akan tetapi permasalahan jengkol dan petai, yang kadang meninggalkan bau di mulut ini sama halnya dengan bawang merah, bawang putih dan durian. Tersebut dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Dari Abi Sa’ad al Khudry ketika menaklukkan Khaibar, Nabi Muhammad SAW bersabda : ‘siapa yang memakan dari pohon yang bau ini (bawang merah dan bawang putih) maka  janganlah mendekati masjid’. Orang – orang pun langsung bercerita – cerita tentang ssabda nabi ini, mereka mengatakan : ‘diharamkan, diharamkan’. Hingga sampailah isu ini kepada Rosulullah SAW, maka beliau bersabda : ‘wahai umat manusia, sesungguhnya saya tidak mengharamkan apa yang Allah halalkan, akan tetapi pohon ini, aku tidak suka baunya.” (H.R. Muslim).
Dari hadist ini, jelaslah bahwa bawang merah dan bawang putih tidaklah di larang. Akan tetapi nabi hanya tidak suka baunya saja, karena bisa mengganggu kenyamanan orang yang disekitar, hingga Nabi melarangnnya untuk masuk masjid, karena baunya itu bisa saja mengganggu ke khusyukan orang yang shalat.
Nah ketika bawang merah dan bawang putih itu sudah di olah atau sudah di masak sehingga tidak ada baunya lagi, maka boleh-boleh saja memakannya
Masakan tanpa bawang akan terasa kurang nikmat. Begitu juga dengan jengkol dan petai, ketika telah dimasak atau di olah, sehingga baunya hilang, maka gak ada salahnya kita memakan rendang jengkol.
Atau ketika memakan jengkol/pete setelah itu kita punya teori sendiri untuk menghilangkan baunya, mislnya dengan gosok gigi atau memakan sesuatu ini dan itu, sehingga mulut tidak bau lagi, maka makan jengkol dan pete boleh – boleh saja.
Masalah tidak diboleh bagi mereka yang mekannya untuk masuk masjid bila masih tercium baunya yang dapat mengganggu kecuali sudah tidak tercium baunya maka boleh. Akan tetapi ada yang memakruhkannya dengan alasan, baunya membawa mudharat kepada orang lain karena nabi sangat menganjurkan agar kita selalu menjaga kenyamanan dan jangan pernah mengganggu orang lain.
Nah, buat para pecinta petai dan jengkol tidak usaah khawatir, akan tetapi tidak boleh berlebihan pula!

4 komentar:

  1. Jika puasa otomatis kan banyak yang bau mulut, lantas bagaimana apakah disamakan juga dengan hadits tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lau puasakan tdk menyengat baunya.sedangnya jengkol n petai it menyengat

      Hapus

Flickr Gallery

Recent Posts

Visitor

Flag Counter

GOOGLE TRANLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Get Widget by Google

Recent Comments

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TAMPAT BERBAGI ILMU - All Rights Reserved